Fuad Al Arifsyah

Beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 22 April, temanku, Nisa, mengajak kami jalan-jalan ke MP (Mall Panakkukang). Kami? Who? Saya dan Achank, sahabatku dari Kendari. Waktu jalan-jalan bersama mereka, saya menyadari 2 hal dari pertemuan singkat itu. 1. Tidak Semua Perempuan Itu Bebek Cuek Bebek. Begitulah orang-orang menyebutnya. Kebanyakan laki-laki menganggap kalau perempuan atau wanita itu cuek bebek. Cuek, tapi butuh. Pendapat itu ternyata salah. Masih ada kok wanita yang dengan senang hati mengajak teman laki-lakinya jalan. Contohnya Nisa. Kemarin, dia bbm Achank, mau ajak jalan-jalan. Dia mau meluangkan waktunya untuk temannya yang datang jauh-jauh dari kota seberang. Say, "Halo." 2. Tidak Pelit Hehe... saya suka dengan wanita seperti ini, dan mungkin saja Muazar juga menyukainya hahahaha. Nisa rela mengeluarkan uangnya untuk mentraktir kami nonton video 7D dan makan malam di salah satu restoran yang ada di MP.  bibir mancung dan u

Bismillahirrohmanirrohiim. Assalamu 'alaikum Wr. Wb. dan semangat pagi!!! Pagi-pagi harus semangat. SEMANGAT 180!!! Di hari ini, khususnya di tempat ini, kita sepatutnya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena masih diberi kesehatan, kesempatan, dan hidayah sehingga bisa berkumpul dalam keadaan sehat wal afiat. Saya bersyukur bisa datang di tempat ini karena petunjuk dari teman-teman. Tidak seperti Ayu Tingting yang salah alamat.  Beberapa hari yang lalu, saya jalan berdua dengan teman laki-laki. Ya, kami bukan homo, kami hanya teman yang kebetulan jalan sama-sama karena kami satu kelas juga. Temanku ini namanya, Anu. Dia nanya, "Apa target jangka panjangmu, Fuad?"    "Mengabdi untuk negara Indonesia. Salah satunya bangun sekolah untuk anak-anak jalanan dan pedalaman negeri!" jawabku mantap.    "Ko yakin dengan dirimu sendiri?"    "Of course."    "Ko yakin dengan dirimu sekarang?" tanyanya lagi. Entah

Sudah satu minggu lebih, aku tidak melihat kakekku. Dia sudah pulang. Kembali kepada pencipta-Nya. Tepat tanggal 7 April 2016, di malam Jumat, kakekku menghembuskan napas terakhirnya. Beliau pergi setelah mengangkat kedua tangannya dan bertakbir, Allahu Akbar. Sebelum itu, nenek, ibuku, dan anak-anaknya yang lain berada di samping beliau. Membacakan surah Yasin dan terus-menerus berzikir. Laa Ilaha Illallah.  "Tiada Tuhan selain Allah." Aku mendengarnya, aku mendengar kakekku mengucapkan kalimat tahlil terus-menerus. Walaupun lidah beliau mulai memendek, tetapi beliau senantiasa mengucapkannya.   Melihat suasana ruangan ICU yang dipadati keluarga saat itu, aku memutuskan pergi ke masjid. Sholat Isya. Ya, aku teringat dengan pesan kakekku. "Sholat, Nak." Aku berdoa pada saat itu, "Ya Allah, jika Engkau memberikan kesempatan hidup untuk kakekku, maka sembuhkanlah Ya Allah, namun jika Engkau ingin mengambilnya kembali, kumohon, minta tolong