My Inspiration

Bismillahirrohmanirrohiim.
Assalamu 'alaikum Wr. Wb. dan semangat pagi!!!
Pagi-pagi harus semangat. SEMANGAT 180!!!

Di hari ini, khususnya di tempat ini, kita sepatutnya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena masih diberi kesehatan, kesempatan, dan hidayah sehingga bisa berkumpul dalam keadaan sehat wal afiat.

Saya bersyukur bisa datang di tempat ini karena petunjuk dari teman-teman. Tidak seperti Ayu Tingting yang salah alamat. 

Beberapa hari yang lalu, saya jalan berdua dengan teman laki-laki. Ya, kami bukan homo, kami hanya teman yang kebetulan jalan sama-sama karena kami satu kelas juga. Temanku ini namanya, Anu. Dia nanya, "Apa target jangka panjangmu, Fuad?"
   "Mengabdi untuk negara Indonesia. Salah satunya bangun sekolah untuk anak-anak jalanan dan pedalaman negeri!" jawabku mantap.
   "Ko yakin dengan dirimu sendiri?"
   "Of course."
   "Ko yakin dengan dirimu sekarang?" tanyanya lagi.
Entah kenapa waktu itu saya berpikir kalau Anu meragukan kemampuanku. Tapi, dengan mantap saya bilang, "Memang, belum saat ini. Tapi insya Allah saya yakin dan doakan saja semoga niatku ini istoqomah hingga terwujud. Aamiin."

Anu terdiam. Setelah itu, kami pun langsung masuk kelas.

Sepulang dari kampus, saya kepikiran terus dengan pertanyaan dari si Anu ini: "Apa target jangka  panjangmu?" ^_^ Hehehehe... saya jadi dapat ide buat materi public speaking hari ini. Saya jadi ingat dengan Bunga Citra Lestari. Eh, bukan BCL-nya, tapi filmnya di Habibie dan Ainun.

My inspiration, B.J. Habibie.
B.J. Habibie atau Rudi Habibie (panggilan kecil), lahir di Pare-pare pada tanggal 25 Juni 1936. Saya tidak tahu pasti di mana beliau dilahirkan, apa di rumah sakit atau di rumah sendiri, yang jelas Ibu Pertiwi bangga bisa melahirkan anak bangsa yang dicintai oleh orang Indonesia dan dihormati oleh orang Eropa. 

Semasa kecil beliau tinggal di Jawa Barat bersama ibu dan saudaranya. Dia melanjutkan SMA-nya di sana, ya iyalah setelah SMP pasti SMA. Di masa SMA inilah B.J. Habibie menunjukkan ketertarikannya di bidang sains khususnya fisika. Nah, setelah beliau lulus SMA, dia melanjutkan studinya di ITB jurusan mesin. Beliau tidak sempat menyelesaikan studinya di ITB. Ya, bukan karena beliau di DO, tapi beliau memilih pindah di Jerman. 

Di Jerman, beliau pernah sakit. Saat itu, beliau menuliskan sumpahnya di secarik kertas. Sumpah untuk mengabdi kepada tanah air tercinta, Indonesia. Sama seperti beliau, saya juga ingin mengabdi untuk tanah airku, insya Allah. Saya ingin belajar dan bisa bermanfaat bagi keluarga, nusa, dan tanah air.

Dan salah satu impian saya adalah membangun sekolah dan ikut membantu pendidikan untuk anak-anak jalanan dan pedalaman negeri yang mungkin membutuhkan pendidikan. Kita sering kali hanya terfokus di bagian pusat tanpa mengetahui ada yang membutuhkan bantuan kita di pedalaman sana.

Kita seharusnya mencontohi pohon pisang. Lihat dan perhatikan pohon pisang. Ia tidak akan mati sebelum memberikan buahnya. Is it RIGHT?

Teman-teman harus tahu siapa yang kita jadikan role model. Manusia, kan? Manusia adalah tempatnya salah. Tidak ada manusia yang sempurna. Begitupun dengan role modelku ini. Pak B.J. Habibie mempunya kelebihan dan kekurangan. Kalau di Jerman beliau dielu-elukan, di Indonesia ada yang tidak suka karena beliau pernah melepas Timor Timur. 
Berdoalah agar kita istiqomah dan memohon ampunan saat melakukan kesalahan. Karena selama manusia masih hidup, ia tidak akan pernah lepas dari yang namanya kesalahan.

Sekian dan terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Comments

Popular posts from this blog

Teh Botak dan Kepindahannya

BAB di Kampus

Akhi Wa Ukhti