Karena Ini Rahasia

Sudah satu minggu lebih, aku tidak melihat kakekku. Dia sudah pulang. Kembali kepada pencipta-Nya.

Tepat tanggal 7 April 2016, di malam Jumat, kakekku menghembuskan napas terakhirnya. Beliau pergi setelah mengangkat kedua tangannya dan bertakbir, Allahu Akbar.

Sebelum itu, nenek, ibuku, dan anak-anaknya yang lain berada di samping beliau. Membacakan surah Yasin dan terus-menerus berzikir. Laa Ilaha Illallah. 

"Tiada Tuhan selain Allah."
Aku mendengarnya, aku mendengar kakekku mengucapkan kalimat tahlil terus-menerus. Walaupun lidah beliau mulai memendek, tetapi beliau senantiasa mengucapkannya.  

Melihat suasana ruangan ICU yang dipadati keluarga saat itu, aku memutuskan pergi ke masjid. Sholat Isya. Ya, aku teringat dengan pesan kakekku. "Sholat, Nak."

Aku berdoa pada saat itu, "Ya Allah, jika Engkau memberikan kesempatan hidup untuk kakekku, maka sembuhkanlah Ya Allah, namun jika Engkau ingin mengambilnya kembali, kumohon, minta tolong perintahkanlah malaikat-Mu untuk menjemputnya dengan lembut. Hanya kepada-Mu lah kami bertawakkal dan hanya kepada-Mu lah kami meminta petunjuk."

Aku kembali ke ruangan ICU, melihatnya dari kaca. Di saat itu, aku melihat kakek mengangkat tangannya, nenekku menangis.
"Allahu Akbar."
Kakek bertakbir, lalu dengan perlahan beliau menyedekap kedua tangannya di atas dadanya. Beliau melakukannya sendiri.

Tetesan air mata begitu banyak kulihat malam itu. Tanpa kusadari air mataku menetes juga. Dari balik kaca ruangan ICU, aku melihatnya, aku mendengarnya. Kenangan-kenangan, pesan dan impian-impian beliau itu terasa jelas di kepalaku.

Sejak beliau dirawat di rumah sakit, setidaknya aku sudah mendengar pesan dan harapannya kepada kami, anak cucunya sebelum beliau meninggal.
1. Sholat
"Sholat, Nak."
Ya, beliau selalu memerintahkan anak cucunya untuk sholat 5 waktu.
2. Harapan untuk bisa berkumpul bersama keluarga besar, lalu sholat berjamaah.
3. Ada anak dan cucu di sekitarnya.
4. Menjaga nenek jika dia kembali ke Sang Khalik.    
5. Ingat akhirat.

Ketika kematian bukanlah berpisah.
Ketika kita ditinggal oleh orang tercinta, itu bukan berarti dia pergi. Tetapi, dia 'pulang', kembali ke rumah: surga. Insya Allah. Karena kematian itu adalah kehidupan. Kehidupan di alam kekal nantinya.

Kita tidak tahu kapan hari terakhir kita berada di dunia fana ini. 
Waktu itu, aku berpikir kalau berkumpul bersama keluarga besar bisa dilakukan sekali dalam tiga tahun. Tapi aku salah, aku baru sadar kalau aku bukanlah perencana terbaik di dunia ini. Kita sebagai manusia hanya bisa berharap, berencana, dan berdoa. Tapi kita tidak tahu apa rencana kita itu baik untuk kita di masa depan atau tidak. Hanya Allah yang tahu baik atau tidaknya rencana kita.

Melakukan yang terbaik untuk hari ini, untuk saat ini. Mulai dari hal-hal kecil setiap hari, seperti sholat 5 waktu, bersedekah, dan melaksanakan amalan-amalan sunnah lainnya. Karena kematian itu rahasia.

La Tahzan. Jangan bersedih.
Kita tahu kematian itu akan datang. Akan tiba saatnya untuk kita kembali menghadap kepada-Nya. Kita tahu di mana rumah kita sebenarnya: surga. Kita tahu, di mana harus pulang.

Yang namanya perpisahan itu kalau salah satu di antara kita ada yang di surga dan ada yang di neraka. Karena kematian bukanlah berpisah. La Tahzan.

Comments

Popular posts from this blog

Teh Botak dan Kepindahannya

BAB di Kampus

Akhi Wa Ukhti