Inikah Namanya Cinta?
Hari ini adalah hari yang istimewa. Kenapa saya bilang
'istimewa', karena hari ini ada kejutan dari si dia. Dia yang selalu membuat jantungku berdetak
lebih kencang dan darahku pun mengalir lebih kental.
Selepas sholat Subuh, saya membuka buku agenda harianku. Saya
melihat-lihat agenda apa saja yang saya akan lakukan selama seharian ini.
Agenda itu saya sudah buat sejak malam hari sebelumnya. Menurutku, dengan
membuat agenda kecil-kecilan seperti itu bisa membuat saya lebih fokus untuk
mengerjakan tugas-tugas dan aktivitas yang nantinya lebih bermanfaat.
Salah satu kegiatan rutin yang saya lakukan tiap pagi hari
adalah olahraga. Kalau bukan lari pagi, ya stretching ^^ hehehehe. Tapi entah
kenapa hari ini saya merasa malas untuk lari pagi. Rasa kantuk datang begitu
saja tanpa permisi. Karena rasa kantuk yang begitu kuat + malas, saya
akhirnya lebih milih baring.
Waktu saya sedang enak-enaknya bermimpi ketemu si dia, saya mendengar suara
tanteku.
'Fuad! Tolong beli nasi kuning dulu, Nak!' teriak tanteku dari
luar pintu kamar.
'Uh, iye,' jawabku. 'Tapi, di mana tempatnya?'
'Di dekatnya SMP PGRI, sebelah kanannya.'
Saya lalu bergegas memanaskan motor pake rice cooker. Setelah panas,
saya langsung menancap gas menuju tempat penjual nasi kuning yang jaraknya
cukup jauh dari rumah, sekitar 100 meter lebih. Di tengah jalan, tepatnya di
perempatan dekat penjual nasi kuning yang saya tuju, tiba-tiba jantungku
berdetak lebih cepat dari biasanya. Dia ada di depanku.
Dia, yang selalu mengenakan rompi berwarna hijau dengan topi
kehormatannya sekarang ada di depanku, kataku dalam hati. Ini bukan mimpi lagi,
tapi kenyataan. Mimpi yang menjadi kenyataan. Yap, mimpi yang menjadi kenyataan
-__- T_T hiks.
Tanpa berbasa-basi, dia langsung nanya, 'Bawa STNK dan SIM?'
'Oh iya, Pak, ada di rumah, kelupaan.'
'Di mana kamu tinggal, Dek?' tanyanya sok akrab.
*jadi selama ini, kamu
hanya menganggapku adek. Kita hanya main adek kakak?*
'Di BTN dekat sini, Pak.' jawabku singkat.
'Suruh temanmu bawa ke sini STNK dan SIM-mu!'
'Saya tinggal sama tante, Pak, dan dia tidak bisa bawa motor.'
Tidak hanya mimpi yang jadi kenyataan ketemu sama dia. Rutinitas lari pagiku
ternyata menjadi kenyataan juga. Saya lari pagi dari tempat di mana saya
ditilang menuju rumah. Pulang.
Dengan napas yang masih terengah-engah, saya masuk ke dalam
rumah.
'Assalamualaikum, Mi.'
'Mana motormu, Nak?' tanya tanteku.
'Ditilang. Saya tidak pake helm hehe.'
'I-i, jadi bagaimana itu nasi kuning?'
'...'
Setelah mengambil STNK dan SIM yang ternyata ada di tasku, saya
langsung pergi. Pergi lari-lari pagi pakai helm. Saya ingin beda dari
kebanyakan orang. Kalau yang lain naik sepeda pake helm, saya pake helm
sambil lari-lari bego.
Setibanya di sana, saya memperlihatkan STNK dan SIM-ku, lalu... dia membawaku ke tempat sepi. Saya
tidak tahu apa yang dia akan lakukan, saya hanya mengikuti
karena kunci motorku ada sama dia. Sambil melihat STNK dan SIM-ku,
dia bilang, 'Ini kunci motornya dan SIM, STNK-nya saya ambil dulu. Nanti kamu
ikut persidangan tanggal 19.' katanya sambil menyodorkan SIM dan kunci motorku.
-___- terima kasih cinta.
Hari ini saya belajar dari pengalaman. Yap, pengalaman. Pada
awalnya, kesalahanku hanya tidak memakai helm. Tapi dari situ, banyak
pelanggaran-pelanggaran yang ternyata saya lakukan. STNK dan SIM ketinggalan di
rumah dan pajak motor juga belum saya bayar. -__-.
Jangan pernah meremehkan hal kecil, sekecil apapun itu.
Belajarlah untuk tidak jatuh di lubang yang sama. Karena jatuh di lubang yang
sama itu, nyata binti aneh.
Sumber foto:
Hahaha.. Cinta memang menyehatkan!
ReplyDeleteHidup olahraga! (nggak nyambung) :D
^^ hahahaha... masih nyambung kok. Karena ketemu si Cinta, kita bisa olahraga dan jadi sehat hehehehe...
ReplyDeletekok bisa masuk persidangan sih , kan kamu udah nunjukin stnk dan simmu ya mestinya gak diambil dong ? wah parah ni polisi
ReplyDelete