Lidah Mor Tua

Assalamu 'alaikum Wr. Wb. dan selamat sore...!!!
Walaupun sudah sore, tetapi harus tetap SEMANGAT PAGI!!!

Apa kabarnya teman-teman? Saya harap kalian dalam keadaan baik-baik saja. Dalam keadaan sehat wal afiat.

Teman-teman, saya mempunyai benda, oh tidak-tidak, bukan hanya saya, kalian juga. Benda ini tidak bertulang, mempunyai pangkal dan ujung. Ujungnya sangat tajam tetapi bisa juga sangat menarik hati. Silakan teman-teman menafsirkan sendiri benda apakah itu? 

Tenang teman, saya akan coba menuntun agar kalian bisa menafsirkannya hehehehe...

Akhir-akhir ini atau lebih tepatnya satu bulan yang lalu, ada kasus "Bebek Nungging". Jangan pikir untuk nungging setelah dari sini, tapi pikirkan siapa yang mengatakannya. Sakia Gotik. Oh, no no no, jangan pikir untuk gotik juga di sini, tapi pikirkan itiknya.

Dalam satu acara di stasiun TV swasta, Sakia Gotik mengatakan bahwa lambang pada sila kelima dalam Pancasila itu bebek nungging. Entah apa yang dipikirkan Sakia pada saat itu. Apa karena terbawa suasana sehingga dia ingin membuat orang-orang di sekitarnya tertawa, atau... Sakia ingin mengumumkan diri bahwa bebek nungging bisa menggantikan padi dan kapas. Entahlah.

Kalaupun suasananya memang riuh, tetapi kita harus tetap berpikir tenang sebelum berbicara.

Selain kasus Sakia Gotik, baru-baru ini kita mendengar kasus Prili Rajakonsina. Dalam salah satu vlognya, Prili menghina keluarga dari seseorang yang dekat dengannya, dengan mengatakan, "A***n*, dan T**". Bayangkan betapa ganasnya a***n* dan kotornya t** jika digabungkan, maka hasilnya.......

Perhatikan, bagaimana kata-kata mempunya kekuatan. Tetapi pertanyaannya, apakah kata-kata itu memiliki kekuatan positif atau negatif?

Teman-teman, kurang lebih sudah 3 minggu berlalu kakek saya berpulang ke rahmatullah. Pulang, kembali menghadap Sang Pencipta. Walaupun sedih, tetapi saya bersyukur karena pada saat sakratul maut beliau masih sempat mengucapkan kalimat, "Laa Ilaha Illallah.", dan mengangkat kedua tangannya lalu bertakbir. Saya bersyukur karena  tidak semua orang bisa melakukannya.

Teman-teman pernah dengar tentang pepatah tua yang dulunya muda, dan sekarang mencintai janda muda? Pepatah tua tersebut berkata, "Kebiasaan membentuk kepribadian." Nah ketika kita terbiasa mengeluarkan kata-kata tidak senonoh seperti, anjing, tai, atau anak songkolo *halus* maka itu akan menjadi kepribadian kita. Kita akan terbiasa mengeluarkan kata-kata tersebut, sadar atau tidak sadar akan terbawa. Setiap menit, setiap detik, bahkan hingga ajal menjemput. 

Coba bayangkan, saat seorang bapak yang selama hidupnya lebih sering mengeluarkan kata-kata tidak senonoh daripada kalimat-kalimat baik, maka yang akan dikatakannya juga saat mati seperti itu. 

Bayangkan dalam suatu ruangan di mana bapak ini terbaring dan menunggu malaikat maut menjemputnya, lalu anak-anaknya di samping mencoba menuntun bapaknya, "Pak, ucapkan, 'La ilaha illallah'." Bapak tersebut mencoba mengucapkannya, namun tidak bisa karena tidak terbiasa. Sampai akhirnya, anaknya berbisik di telinga bapaknya, "Katakan saja apa yang bapak mau bilang." Dengan satu tarikan napas, bapak itu berkata, 'A..naa..k  song...ko...lo.' lalu dia pun menutup mata.

Saya yakin di antara kita semua tidak ada yang ingin mati sebagai songkolo. Semuanya ingin mati dalam keadaan khusnul khatimah. 

Sebagai kesimpulan, saya ingin mengajak teman-teman dan khususnya pribadi saya agar menjadi orang yang bijak. Orang bijak tahu waktu, suasana, dan kepada siapa kita ajak bercanda. Before you speak, THINK! THINK!!!
T = is it TRUE?
H = is it HELPFUL?
I = is it INSPIRING?
N = is it NECESSARY?
K = is it KIND?

Karena kata-kata mempunyai kekuatan. Kekuatan itu bisa positif dan negatif. Bisa kembali ke kita dengan positif atau sebaliknya.

Selain itu, marilah kita membiasakan berkata yang baik-baik seperti kalimat tahlil agar saat ajal menjemput insya Allah kita mampu mengucapkannya. Bukan, songkolo yang keluar.

Sekian dan terima kasih. Wassalamu 'alaikum Wr. Wb. 
 

Comments

  1. itulah dek. ada ungkapan kata kayak gini "mulutmu adalah harimaumu.hehehehe bukan harimau yang dikebun binatang itu ya.

    ReplyDelete
  2. Hahaha... Kebiasaan yang menjadi budaya sulit di hilangkan

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Teh Botak dan Kepindahannya

BAB di Kampus

Akhi Wa Ukhti