#1 Malam Sahabat Pesisir
Perkenalan dengan anak-anak |
Bismillah
Malam itu adalah malam pertamaku
bersama teman-teman ENJ dan warga Desa Wangkolabu. Jumlah peserta ENJ yang
datang pada awal kegiatan yaitu sebelas orang dan kami tinggal di dua rumah.
Beberapa orang tinggal di rumah Pak Kades dan sebagian lainnya di rumah Pak
Sekdes. Rumah Pak Sekdes, Pak Masling adalah posko kami. Tempat yang kemudian
menjadi teras baca dan kegiatan malam: Malam Sahabat Pesisir.
Selepas sholat maghrib, teman-teman
dari rumah Pak Kades: Kak Imam, Agum, Ender, Dian, dan Wana ke rumah Pak Sekdes.
Kami mulai berkenalan dengan anak-anak dan mencoba lebih dekat dengan Ibu dan
Bapak. Ya, masih teringat dengan jelas momen indah itu. Perkenalan yang
canggung oleh anak-anak. Sejujurnya mereka sangat antusias, mau belajar, bermain,
dan bersahabat dengan kami, hanya saja mereka masih malu-malu kucing ^^ hahaha.
“Ayo sini, belajar!” ajak kami
“Ih, malu kak. Janganmi deh.” Jawab salah satu anak.
“Kita kenalan dulu, toh. Biar saya juga bisa belajar sama adek-adek
bahasa Bajo.”
Awalnya agak sulit berbaur dengan kami.
Mereka masih malu-malu kucing. Untuk perkenalan nama saja, mereka masih
lari-larian. Dipanggil, eh malah kabur. Walaupun ada beberapa anak yang
langsung minta diajarin seperti Melisa dengan Kak Imam. Melihat beberapa
anak-anak yang malunya tidak sampai ke Ambon, saya mencoba pendekatan lain.
Ajak mereka bermain.
“Kring-kring…. Kring-kring. Ayo siapa yang mau main game?”
“Main apa kak?” tanya salah satu anak dengan dialek Bajo yang masih
kental.
“Namanya game kring-kring
hehehehe.”
Saya mulai dengan memberi petunjuk ke anak-anak,
Pak Sekdes dan istrinya, “Kata kuncinya, dengarkan saya. Oke, mengerti.
Dengarkan saya.”
Anak-anak mengangguk mengiyakan.
Sejurus kemudian, saya mulai
menggoyangkan tangan, “Kring-kring.”
Saya : Ayo ada berapa bel?
Anak-anak : 7…11…9…
Saya : Hmm… ya, salah hehehe
Anak-anak mulai tertawa, antusias, dan
berpikir tentang kunci jawabannya hahaha. Anak-anak yang lain pun mulai duduk
mendekat ke kerumunan, ikut bermain.
“Ayo, sini Kak Iyan. Main game!”
“Kring-kring, kring-kring…..kriiiiiing….”
“Ayo, berapa?”
Banyak anak-anak yang jawab benar tapi
asal alias keberuntungan saja hehe. Teman-teman ENJ pun juga tertarik dan ikut
bermain kring-kring. Hahaha… pusing? Sabar dan syukurin ^^.
Beberapa kakak ENJ sudah ada yang
pernah dapat game kring-kring, tapi
banyak yang belum tahu termasuk Pak Sekdes hahaha. Selain game kring-kring, kami juga bermain game yang lain. Lebih seru dan menantang. Membuat malam itu menjadi
malam yang bersahabat.
Pukul 9 malam. Anak-anak mulai
kelelahan bermain. Waktunya untuk istirahat. Besok kami punya agenda untuk
mengenal Towea lebih dekat. Kami mulai rapat dengan kakak-kakak ENJ. Membahas
program-program yang akan kami lakukan di beberapa hari kemudian. Untuk besok,
kami fokus untuk mengenal Towea dan mulai melaksanakan program Malam Sahabat
Pesisir yaitu mengajar anak-anak baca Iqro dan Al-Qur’an, kisah-kisah teladan
Nabi dan sahabat-sahabatnya serta belajar bersama di rumah Pak Sekdes.
Malam itu, saya melihat cahaya ribuan
bintang, suasana malam terasa dingin dan tenang. Satu hal yang saya harapkan
dari diriku sendiri dan kakak-kakak ENJ malam itu hingga saat ini.
Inspirasi ada di setiap saat. Inspirasi
ada di mana saja. Inspirasi dari hati ke hati.
Semoga anak-anak Towea khususnya di Desa Wangkolabu menjadi generasi
emas yang rajin belajar dan beribadah kepada Allah. Aamiin.
#ENJSultra2017
#BersamaMembangunNegeri
#MalamSahabatPesisir
Comments
Post a Comment