BAB di Kampus

BAB merupakan suatu kegiatan yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Dengan BAB, seseorang akan menjadi lebih segar, lebih percaya diri, dan siap melanjutkan pekerjaan setelah BAB. Tapi, ada juga BAB yang sakit.

Pada umumnya BAB itu sehat, tapi ada juga yang tidak sehat. Seperti mencret di celana. Nah itu sudah bukan sehat lagi, tapi sakit. Sakit perut, sakit pantat, sampai sakit hati. Hari ini untuk pertama kalinya saya masuk lab fisika dasar 1 buat praktikum. Dan hari ini juga, untuk pertama kalinya, saya BAB di kampus.

Setelah sampai di kampus, saya langsung berkumpul dengan teman-teman di depan lab. Yaa... menunggu teman-teman kelas A yang masih belum menyelesaikan praktikumnya. Sambil menunggu, saya mengecek tugas-tugas, seperti tugas pendahuluan dan jurnal praktikum. Alhamdulillah, hampir semua lengkap. Yap, tugas lumayan lengkap, tapi saya lupa bawa baju lab. Untungnya, ada teman dari teknik mesin A.

Saat lagi ngobrol dengan temanku, Imran. Perasaan rindu itu datang.
Imran : ko bawa ji modul praktikum Fuad?
Saya   : alhamdulillah kalo itu saya bawa ji *keringat bercucuran*
Imran : ko kenapa? Sakit?
Saya   : sakit perutku.
Imran : ai.... bagaiamana mi, sebentar lagi kita mau masuk. Cepatmi ke WC sana!

Tanpa basa-basi saya langsung salto belakang sampai toilet. Di dalam, Rindu hilang entah ke mana. Saya kembali ke depan pintu lab, duduk dengan teman-teman yang lain.

Beberapa menit kemudian, akhirnya kelas A keluar. Mereka tampak bahagia, senang, dan tidak ada satu pun yang merasa tertekan menghadapi asisten dosen.

Saya masuk ke dalam lab bersama teman-teman kelompokku. Asisten dosen mengecek kelengkapan kami. Teman-teman yang lain lengkap, tapi saya lupa bikin sampul tugas pendahuluan. Dan parahnya, tugas pendahuluan yang saya kerjakan ternyata salah. Alhamdulillah wa syukurillah, asisten dosen masih mau memaafkanku dan memberiku kesempatan buat menulis ulang tugas pendahuluan. Terima kasih banyak, Kak ^^. Hari ini saya belajar dari pengalaman.

Percobaan pertama, gerak peluru. Di saat kakak asisten dosen sedang menjelaskan, rindu datang lagi. Keringat bercucuran, dan pagi tadi semua tekanan Pascal turun ke sebuah lubang. Imran melihatku kembali dan tersenyum, 'Ko bilang saja, daripada nanti ada anu di lab.'
Saya melihatnya dan mengangguk. 'Iya, benar, kalo saya tidak bilang sama asdos, bisa-bisa ada kotoran kambing di sini.'

Saya   : E..eee... Kak, bisa izin dulu. Sakit perutku, kayaknya mau..
Asdos : *mengangguk* cepat mi pergi, Dek!

Saya yakin kalau asdos tadi sudah mengerti apa yang mau saya katakan. Itu karena, dia juga memerhatikan keringat yang bercucuran di mukaku, tidak fokus mendengarkan penjelasan, dan saya yakin kalau kakak itu pintar fisika. Bisa tahu kalau pagi tadi ada tekanan Pascal turun ke lubang buaya.

Saya berlari menuju toilet dan mungkin saking ganasnya si Rindu, saya lupa melepaskan baju lab. Saya melihat toilet, berharap ada sabun yang bisa saya pakai buat nyuci si lubang buaya. Tapi, tidak ada sama sekali. Saya keluar sebentar dari toilet, dan beruntungnya ada Ibu kantin yang lewat. Saya meminta sabun, tapi yang dikasih sabun cuci piring. Wings. Tanpa meminta merek terkenal seperti Sunlight. Saya langsung masuk ke kamar mandi lagi, membuang si Anu.

Setelah Anu keluar, saya balik ke lab. Di depan lab ada asdos lainnya yang menjaga. Kemudian dia nanya-nanya.
Asdos : dari mana ko?
Saya   : dari WC, Kak.
Asdos : apa ko bikin di WC?
Saya   : berak, Kak.
Asdos : Bersih ji tanganmu?
Saya   : Semoga bersih, Kak. Karena saya pake sabun ji.
Asdos : *membuka pintu* cepat masuk dan pasang baek-baek itu bajumu, ritsletingmu juga.


Alhamdulillah, akhirnya saya kembali dari dunia gaib. Kembali berkumpul dengan teman-teman dan menyelesaikan tugas praktikum.

Setelah praktikum, teman-temanku yang lain pulang ke rumah. Sementara saya, masih harus menyelesaikan tugas pendahuluan. Awalnya, saya berpikir untuk menyelesaikan tugas di kampus saja. Tapi Si Rindu datang lagi. Saya pergi dari kampus, mencari kos teman. Yaa... berharap ada tempat dan sabun yang bisa dipakai. Sayangnya, tadi siang temanku Andi tidak ada. Dengan bunyi perut yang semakin bergerumuh, saya berniat kembali ke kampus dan buang Anu di sana. Tapi, ada Wiwik, teman kelasku. Saya meminta bantuan dan berharap ada WC umum.
'Ko pergi saja di kosku, ada ji WC umum.'

Di WC, dekat kos Wiwik, saya kembali menyuci lubang buaya. Dan lagi-lagi tidak ada sabun cair untuk mandi. Yang ada shampo cair. Yaa... mau bagaimana lagi. Memang sih aneh, tapi mau bagaimana lagi. Tak ada rotan, akar pun jadi. Dan, nasi sudah menjadi bubur. Jadi nikmati saja. Pakai sabun atau shampo, yang jelas bisa membersihkan dan mengharumkan Si Pantat. Saya juga yakin, kalau kutu-kutu yang ada di lubang buaya tadi pada mati.


Pesan moral : jangan lupa nyuci pantat pakai sabun atau shampo biar harum dan bersih dari kutu-kutu. Dan yang paling penting itu SALAH. Ciri dari seorang pelajar adalah kesalahan. Dari kesalahan itu kita belajar untuk banyak bertanya sama teman-teman, banyak belajar dari teman-teman yang lebih daripada kita. Belajar dari sebuah pengalaman.

Comments

Popular posts from this blog

Teh Botak dan Kepindahannya

Akhi Wa Ukhti