Sapi Masuk Lab
Assalamu
'alaikum. Haloooo... apa kabarnya diare? Semoga diarenya makin lancar, asalkan
sehat hahahaha...
Hari
ini ada jadwal praktikum fisika dasar 1. Jadi dari kemarin, setelah kuliah
selesai, saya langsung ke kosnya teman buat istirahat. Yap, saya sengaja nginap
di kosnya teman yang dekat dengan kampus, hehe biar tidak telat. Selain itu,
bisa kerja sama-sama tugas pendahuluan dan jurnal praktikum yang nyamuk saja
minta ampun kalau terima tugas praktik. Untuk setiap mahasiswa yang akan
memasuki lab diharuskan mengerjakan tugas pendahuluan dan jurnal praktikum, di
mana semuanya itu harus ditulis tangan. Yaa... bisa dibilang sebagai cara untuk
mengolahragakan tangan. Hehe... olahraga tangan.
Setelah
istirahat dan sholat, saya dan temanku, Andi, langsung tancap gas. Andi
langsung mengambil kursi cantiknya yang baru saja dia beli, menyiapkan alat
tulis, dan kertas-kertas yang siap dicoreti dengan tulisan indah Si Andi. Dan
dia pun mulai menulis di meja belajarnya. Sedangkan saya nulis di lantai. Oh
iya, Andi adalah teman kelasku. Dia juga dari Kendari. Andi ini orangnya putih
tinggi, memiliki kumis dan janggut imut, dan cara bicaranya halus seperti kain
wol. Andi suka sekali menirukan gaya bicara Zainuddin, seorang tokoh dalam film
Tenggelamnya Kapal Van Der Wol. Kalau Andi sudah mulai bicara sendiri kayak
orang gila, dia suka bilang, 'Pisang.'
'Fuaaaad,
kau bukan kecintaanku, bukan tunanganku, bukan istriku. Tapi janda dari orang
lain. Pantang pisang berbuah dua kali, pantang pemuda makan sisa.' kata Andi
menatapku sambil menirukan gaya bicara Zainuddin.
'Ya..
bagus-bagus. Bisa jadi bintang pemain pilem. Tapi jangan tatap saya dan sebut
kata-kata pisang, juga cinta sama saya.' kataku, mencoba menilai akting Andi.
Pisang,
pisang, dan pisang. Tapi kenapa ya, pisang hanya berbuah satu kali saja?
Kurang
lebih dua jam kami menulis dan duduk. Syukur alhamdulillah ada sebagian yang
selesai. Selanjutnya masih ada tugas jurnal dan perbaikan. Tapi karena hari
menjelang maghrib, jadi kami harus istirahat dan sholat maghrib. Pulang dari
sholat maghrib, saya langsung melanjutkan olahraga tangan. Mencari referensi di
internet sambil menggaris bawahi hal-hal penting yang akan ditulis di jurnal
praktikum. Sedangkan Andi langsung pergi ke warung makan setelah sholat
maghrib.
Sekitar
pukul delapan malam, saya balik ke rumah tante buat nge-print kertas
yang kurang dan meng-copy beberapa sampul buku buat daftar pustaka.
Huuu... lumayan caveeehh, tapi seru juga. Setibanya di kos Andi, saya langsung
nancap gas lagi buat nulis. Takut kalau sampai tembus pagi. Saya berharap bisa
menyelesaikan tugas sebelum pukul dua belas malam. Sayang seribu sayang, mataku
tidak mampu menahan rasa kantuk. Saya tertidur sebelum pukul dua belas malam
dan tugas praktikum belum selesai.
Hmm...
sekitar pukul empat pagi, saya terbangun sendiri. Dan, hehe... lanjutin kerja
tugasnya sampai pagi, jam enam. Andi? Wah ternyata dia sudah selesai. Katanya,
tugasnya selesai sekitar pukul satu tadi. Saya yang masih merasa ngantuk lalu
tertidur lagi sekitar satu jam. Eh, tidak hanya saya, Andi juga tidur.
Kami
lalu bangun sama-sama dan langsung melihat jam tujuh lewat. What?!!!. Saya
melanjutkan tugas jurnal praktikum. Sedangkan Andi mengerjakan tugas
pendahuluan.
'Eh,
ayo-ayo cepat Fuad. Sisa tiga jam lagi!' kata Andi, menyemangati.
'Yaa..
sama-sama.'
Beberapa
jam kemudian, dia lagi-lagi membuatku semakin gugup. Karena tugas pendahuluannya sudah selesai,
dia terus menanyakan kapan jurnal praktikumku selesai.
'Cepat
ko Fuad. Kita masih ada tugas lain yang harus dikerjakan ini. Belum foto copy
dan print sampul. Cepat ko!!!'
'Iya-iya,
tenang. Semuanya akan baik-baik saja. Mau mi selesai.'
'Cepat
ko!'
'Sori
saya tidak bisa kuat begadang tadi malam hahaha.'
Sampai
akhirnya tugasku selesai tepat sekitar dua puluh menit sebelum masuk lab.
Andi
yang sudah mandi duluan langsung menyuruhku memakai seragam. 'Tidak usah mi ko
mandi, langsung saja ke kampus. Karena sudah habis mi sabun juga.'
Ya
salah. Saya terpaksa mandi kerbau, tidak pakai sabun dan hanya menyiram badan
beberapa timba saja. Bahkan saat mandi pun, Andi terus berteriak karena
paniknya.
Andi
: tidak usah mi ko sikat gigi juga. Sisa lima belas menit ini!'
saya
: saya sikat gigi mi dulu kasian, dua menit.
Andi
: jangan mi kasian, harum ji mulutmu.
Andi
semakin nekad dan ingin meninggalkan saya sendirian. Haa... dan saya pun sukses
menjadi kerbau piaraan Andi. Tidak pakai sabun dan sikat gigi ke kampus. Tidak
tahu, apa Andi sengaja menyembunyikan sabun atau tidak.
Setibanya
di kampus, Andi pun mulai tenang. Sementara saya kebalikannya, deg-degan
sekaligus merasa aneh. Tidak gosok gigi dan mandi selayaknya manusia. 'Teganya
Andi. Biar sikat gigi tidak diperbolehkan.'
Andi
hanya tersenyum dan bilang, 'Biarkan mi, untuk kali ini saja kasian.'
Di
depan lab, sudah ada teman-teman yang masih santai menunggu kelas mesin A
keluar.
Pas
kelas A keluar, kami pun masuk. Di dalam lab, kakak asisten bilang kalau hari
ini tidak jadi praktikum, hanya asistensi dan tanya jawab soal praktikum minggu
lalu. Wahh... tidak tahu apa yang saya rasakan, antara senang atau sedih.
Senang sih senang karena kalau praktikumnya minggu depan, berarti saya bisa
menyiapkan diri lebih baik. Sedihnya saya harus ngomong dan tanya jawab di
depan asisten dengan bau mulut yang aneh.
Saya harap asisten dosen baik-baik saja setelah asistensi tadi.
Comments
Post a Comment