Sabtu Terakhir

Bismillah.
Assalamualaikum.

Hari ini adalah kegiatan puncak dan terakhirku bersama teman-teman dalam menjalankan proyek sosial di Kabupaten Takalar. English Reading Competition. Pesertanya dari SMA 1, SMA 2, dan SMA 3 Takalar. Alhamdulillah, siswa-siswa sangat bersemangat mengikuti lomba. Andre dan Jeremy menjadi juri untuk menilai aksi dari siswa-siswa. Selain mereka, ada tamu spesial yang datang dari jauh. Siapa dia? Inilah dia... President of AIESEC LC Unhas, Kak Andi Nadya dan Pak Sekretaris Daerah Kabupaten Takalar.

Perjalanan hari ini dimulai setelah sholat subuh, saya sempat istirahat sebentar menunggu fajar tiba, lalu berangkat dari kos ke Takalar. Rencananya tadi malam berangkatnya, tapi sudah terlalu larut untuk berangkat sehingga ketua panitia menunda kepergian. Jalan subuh itu ternyata bagus, cepat dan nyaman. Tidak macet dan bisa menghirup udara segar di pagi hari.

Saya tiba di Takalar satu jam kemudian. Apa yang saya lakukan? Inisiatif untuk langsung ke tempat lomba. Saya yakin, ruangan masih kotor, kursi belum diatur, dan lain sebagainya. 

Sendiri. Kerja, kerja, dan kerja. Saya merasa harus totalitas dalam mengerjalan satu kegiatan. Ada banyak pelajaran yang saya dapat selama menjalankan proyek sosial ini. Kritik dan saran membuat saya sadar bahwa apapun yang kita kerjakan harus total.

Satu jam berlalu dan sudah saatnya untuk menjemput Andre dan Jeremy. Keduanya berkali-kali bertanya di WA, siapa yang akan menjemput mereka. Ketua panitia dan teman-teman yang lain tidak menjawab mereka, padahal saya bilang kalau sebaiknya mereka menjemput salah satunya karena mereka mengendarai mobil dari Makassar.

Lima belas menit lagi kegiatan akan dimulai. Sementara Andre, Jeremy, dan teman-temanku belum ada kabar. Saya buru-buru menjemput Jeremy, eh di tengah jalan saya bertemu dengan mereka. Saya akhirnya memutuskan untuk cepat menjemput Andre yang sudah lama menunggu di rumahnya.

Kami tiba di Ruang Pola (tempat lomba akan berlangsung) enam menit sebelum jam sepuluh. Anak-anak dan beberapa guru sudah tiba dan bertanya mekanisme lombanya. Kami mempersilakan mereka masuk ruangan dan mendaftar ulang. Alhamdulillah, pesertanya cukup banyak. Saya senang dan bersemangat. Kerja makin terasa menyenangkan.

“Fuad, cari ko dulu kue-kue dan minuman untuk anak-anak dan dewan juri.” Pinta Furqan.
Tanpa banyak tanya, saya langsung pergi, melesat dan melaju dengan Axelo kesayangan. 

Di pasar, saya tidak menemukan kue-kue yang bisa dimakan langsung oleh juri dan anak-anak. Hanya ada satu kue yang tersisa. Kue Putu. Kue tradisional. Untuk menghemat waktu, saya langsung membeli banyak. Semoga kalian suka dengan kue ini, maksudku kalian harus suka dengan kue ini.
Lomba berlangsung meriah, di awal. Di pertengahan, siswa mulai merasa gerah karena nama mereka belum dipanggil. Panitia coba menghibur dengan memberi games supaya fresh kembali. Singkat cerita, lomba berakhir di sore hari. Beberapa jam sebelum sholat maghrib. Kami pulang dengan rasa capek yang luar binasa sekaligus menyenangkan.

Hari yang luar biasa. Pengalaman yang tak terlupakan bersama kalian, Widyawiyata. Andre and Jeremy, thank you very  much. 

Note:
Tulisan Hari Sabtu lalu.

Comments

Popular posts from this blog

Teh Botak dan Kepindahannya

BAB di Kampus

Akhi Wa Ukhti