Scooter Merah

pixabay.com
Minggu lalu, tepatnya ketika saya kembali dari menjenguk nenek saya di kampung, saya dapat pelajaran yang berharga dan tidak akan saya lupakan. Ada banyak cara yang Allah tunjukkan untuk mengajarkan kepada hamba-Nya bagaimana memperlakukan diri sendiri dan orang lain.

Malam itu, saya baru saja tiba di Kabupaten Gowa. Setelah kurang lebih dua jam lamanya perjalanan, saya pun berhenti di pertigaan jalan.

Setelah membayar ongkos perjalanan, saya lalu berjalan menuju rumah yang jaraknya sekitar 2 kilometer. Waktu itu jam menunjukkan pukul 19.46 WITA. Uang yang ada di saku tidak cukup. Saya memutuskan untuk jalan kaki, sekalian melatih otot-otot kaki.

Belum lama berjalan, hujan turun. Saya berteduh lalu kembali berjalan setelah hujannya hanya menyisakan sisa-sisanya. Gerimis. Di tengah jalan, sekitar satu kilometer dari rumah. Seseorang datang.

   "Dek, dari mana?" tanya seorang laki-laki.
Saya sontak kaget, tiba-tiba di tengah jalan ada seseorang yang bertanya. Saya hanya tersenyum dan menjawab singkat kalau saya baru saja dari kampung.
   Pemuda yang kutaksir usianya berkisar 23-24 tahun itu mungkin mahasiswa. Pemuda berambut pendek dengan scooter merahnya menawarkan bantuan.
   Saya tidak menolak dan dia bilang kalau dia ingin juga menolong.

Kasih sayang Allah swt., gumamku dalam hati. Alhamdulillah, Allah mendatangkan seseorang yang menolongku. Saya percaya bahwa Allah swt-lah., yang mengirimkan seseorang untuk memberikan bantuan. Bersyukur. Di setiap saya merasa kesulitan, Allah swt., selalu mengulurkan bantuannya. Dia yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Terkadang kita menemui seseorang yang entah dari mana datangnya menawarkan bantuan dan tanpa mengharapkan pamrih. Ikhlas karena datangnya, dari hati. Hanya satu yang kusesali saat itu. Saya lupa menanyakan namanya.

Semoga kelak kita dipertemukan lagi dan semoga Allah membalas kebaikannya.

Comments

Popular posts from this blog

Teh Botak dan Kepindahannya

BAB di Kampus

Akhi Wa Ukhti