Posts

Showing posts from 2018

Belajar Apa Hari Ini?

Image
Bismillah. “Belajar apa hari ini?” Hari ini saya belajar dari teman-teman Facebook. Live dengan teman-teman Facebook. Tentunya, bukan dengan CEO Facebook langsung, Mark Zuckerberg. Tapi dari Facebook Indonesia. Alhamdulillah kesempatan langka ini saya bisa dapatkan dari komunitas yang saya ikuti,  Aksi Indonesia Muda . Sekadar informasi, Aksi Indonesia Muda merupakan komunitas sosial yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat dan pendidikan informal. Sejak tahun 2012 hingaa sekarang AIM masih berfokus memberdayakan masyarakat eks. Kusta yang ada di Kota Makassar dan mendidik anak-anak mereka agar memiliki cita-cita dan kehidupan yang lebih baik dari orang tuanya. Andi adalah teman kelas, rekan kerja sekaligus rival dalam belajar juga merupakan Presiden AIM periode 2017-2018. Darinya saya belajar banyak hal. Darinya pula saya mendapatkan informasi yang bermanfaat. Salah satunya tentang undangan Facebook ke AIM untuk menghadiri acara Laju Digital Makassar di hotel

Di Palu, Bukan Dipalu

Image
Rabu, 3 Oktober 2018 00.06 WITA Bismillah. “Donasinya pak, bu. Bantu saudara kita, korban di Palu.” “Berapa kali dipalu dek?” “-_-, terima kasih.” Sholat dulu, usaha kemudian Ini adalah pengalaman pertama saya turun ke jalan dengan membawa sebuah dos dengan kertas bergambarkan wajah seorang bapak yang menggendong anak kecil dan tangisan seorang ibu. Korban gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Ya Allah, terimalah kami dan tempatkan kami kelak di surga-Mu. Aamiin. “Ayo kak, teriak!” kata salah satu teman, mencoba menyemangati saya. Dia tampaknya tahu kalau saya masih kaku dan belum terbiasa turun ke jalan. “Iya, doakan.” kataku sambil berusaha tersenyum. Jadinya kayak lagi nahan boker -_-. Saya berdiri di pinggir jalan, agak sedikit ragu untuk menyusuri jalan di depan kampus Unhas. Saya merasa akan mengganggu pengendara mobil dan motor kalau saya terlalu ke tengah.    “Donasinya pak, bu, untuk saudara kita di Palu dan Donggala. Mohon

PRAY for PALU & DONGGALA

Image
Sabtu, 29 September 2018 23.26 WITA Bismillah. Please pray for Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Dalam setahun ini, Indonesia ada dua gempa besar terjadi di Pulau Sulawesi dan Pulau Nusa Tenggara. Beberapa bulan sebelumnya, Lombok dikejutkan oleh gempa bumi berkekuatan 7 SR. Di bulan ini, kami kembali dikejutkan oleh gempa berkekuatan 7,7 SR di Donggala. Lalu, tsunami di Kota Palu. Apakah ini musibah atau ujian? Aku tinggal di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Tak jauh dari Kota Makassar. Kota transit bagi para relawan dan wartawan yang hendak ke Palu untuk memberikan bantuan bagi saudara-saudara kita. Mendengar kabar gempa dan tsunami di Kota Palu, saya teringat dengan wajah cemas dari saudara-saudaraku di Palu. Keluarga dari sahabat-sahabatku yang berkuliah di kota ini. Mereka terus mencemaskan keluarga mereka di sana. Sejak kemarin, kami tak bisa menghubungi kerabat-kerabat yang ada di sana. Hanya doa yang bisa kami kirimkan, memohon agar Allah melindungi

Sidik Jari Driver

Image
“Tulisan itu adalah sidik jari.” Bismillah. Kenapa sidik jari? Maksudnya bagaimana? Tenang, tehnya masih hangat. Sabar. Kutipan di atas bukan kutipanku, tapi keluar dari mulut seorang penulis Makassar. Dia seorang perempuan yang aktif di bidang literasi khususnya di Kota Makassar. Saya yakin, orang yang bergelut di bidang jurnalistik Kota Makassar pasti mengenal beliau. Umurnya? Ah, entahlah. Saya tidak perlu tahu itu, hal penting yang saya perlu tahu ialah semangatnya untuk berbagi ilmu Jumat kemarin. Alhamdulillah kemarin Aksi Indonesia Muda (AIM) mengadakan Capacity Building dan Presiden AIM mengundang beliau.  “Kita perlu belajar literasi khususnya generasi milenial saat ini.” kata Presiden AIM.    Saya sepakat dengan dia. Dan kemarin, saya berkesempatan bertemu dengan penulis sekaligus editor di salah satu media massa terbesar di Indonesia.      “Panggil saja Kak Ime.”    “Oh iya Kak.”    “Jadi bisa kita mulai sekarang?” tanya Kak Ime ke Pres AIM.  

Sudahkah Kita Berniat?

Image
Bismillah.    ‘Ayo, Fuad. Cepat, kita mau masuk TV ini!’ seru Andi yang sudah siap dengan kemeja kotak-kotaknya.    Pagi ini saya bersama kedua temanku: Kak Wawan dan Andi pergi ke Kompas TV untuk siaran langsung seputar komunitas Aksi Indonesia Muda . Mereka yang memiliki peran penting di AIM menjadi pembicara di acara Sapa Sulsel. Malam hari sebelumnya, dari pihak Kompas TV menghubungi Andi untuk datang menghadiri acara Sapa Sulsel dengan tujuan memperkenalkan komunitas kami. Setelah cukup lama berunding di grup, kami akhirnya setuju. ‘Ini kesempatan bagus untuk kita, Alhamdulillah.’ kata salah satu teman, meyakinkan. Ya, kesempatan bisa datang dua kali. Tapi, kalau bisa kita mengambil secepat mungkin kenapa tidak. Kami tiba tepat pukul 7 pagi di depan kantor Kompas TV. Kami dipersilakan duduk dan bercakap-cakap sejenak sebelum akhirnya kami diajak ke dalam ruangan. Di dalam ruangan tersebut, saya melihat banyak kamera, lampu, audio recorder, dan beberapa karyawan dari