Jalan-jalan ke Bantaeng

Beberapa hari yang lalu saya pergi ke Bantaeng. Tempat yang terkenal dengan pemandangan yang indah. Saya ke sana dengan keluarga naik mobil. Selama perjalanan menuju Bantaeng, saya melihat banyak pemandangan yang indah-indah. Saya duduk di dekat jendela. Sengaja, biar bisa lihat dua gunung dan satu burung yang lewat di tengah-tengahnya. Di samping kanan mobil ada pemandangan laut yang luas terbentang. Sementara di samping kiri, tempatku duduk dekat jendela, ada gunung yang berbaris rapi dan sawah yang masih hijau. Keren. Walaupun lama tinggal di Jeneponto, tapi baru kali ini saya ke Bantaeng :). Kesempatan bagus hehe..

Tempat pertama yang menjadi tujuan kami adalah Pantai Marina.  Saya tiba di sana dalam keadaan sehat dan selamat. Ya.. selamat setelah berjuang melawan bau kentut dari sepupu yang tanpa belas kasihan mengeluarkan gas air mata di dalam mobil yang kami tumpangi. Bau yang sangat sedap: pete + daging. Sepupu-sepupu yang lain hanya pasrah, menerima bau kentut dengan lapang dada. Saya salut dengan mereka, tanpa mengeluh mereka tetap menerima bau kentut gratis itu apa adanya. Ada yang mual tiba-tiba setelah membau bau kentut, ada yang menangis tersedu-sedu saking bahagianya mendapat kentut gratis, dan ada juga yang punya hobi baru: mencium pantat orang yang lagi kentut biar lebih greget.

Kami tiba di Pantai Marina sekitar pukul sepuluh siang. Pas turun dari mobil, saya melihat tulisan yang cukup besar dan jelas di hadapanku. Pantai Marina. Wisss... benar-benar indah. Sumpah, baru pertama kali saya datang ke sana dan langsung jatuh cinta dengan pasir putih dan lautnya yang ternyata asin hehehehe... Selain pasir putih, yang bikin saya langsung jatuh cinta adalah batu-batu karang dan rumput lautnya.

foto KTP bersama Big Bos di samping kiri

Oh iya. Sebelum ke pantai Marina, saya sempat singgah di pantai yang tak bertuan.

Hayooo siapa yang mau main perang-perangan
Dari Pantai Marina mandi air laut, kami lalu pergi ke tempat permandian air tawar Be'lang. Saya ikut turun ke kolam. Sebelum turun, ingat pelajaran berenang!!! Lakukan pemanasan goyang dribel terlebih dahulu.

'Tidak usah lama-lama kau goyang dribel kalau tidak tahu berenang.' kata Agung, sepupuku. Dia lalu berlari dan melompat ke dalam kolam.

Melihat atraksi yang begitu hebat, saya pun ikut-ikutan. Sesi pemanasan langsung saya percepat dan terjun ke kolam.

'Byuurrr'

Kedua tangan dan kakiku langsung ke dasar kolam. Saya baru tahu kalau tempatku melompat itu dalam, sedangkan tinggiku hanya beberapa cm saja. Untungnya hari itu, adekku yang pandai berenang menyelamatkan kakaknya yang cemen. Kalau pemanasan itu pelajaran pertama, maka pelajaran keduanya: jangan sembarangan melompat ke dalam kolam kalau tidak tahu berenang.

Hari menjelang maghrib dan kami sekeluarga melanjutkan acara cuci mata ke Pantai Seruni. Pas melihat Pantai Seruni, terasa seperti di Pantai Losari, tapi tentu ada bedanya.

Waktu di Pantai Seruni, saya sempat naik delman. Yeah. Senang rasanya bisa naik delman lagi. Untuk mengabadikan momen tersebut saya meminta sepupuku, Ulan, untuk memotret kami bertiga : saya, Kak Mutia, dan Alim. Sebenarnya, mau pasang muka senang tapi yang ada malah foto seperti ini 

Tegang -__-
Setelah dari Pantai Seruni, kami pun pulang. Hari itu saya merasa lebih enak,  lebih siap dengan segala macam hinaan dan ujian hehe, dan saya juga mengerti satu hal: kalau lagi bosan, sesekali luangkan waktu buat jalan-jalan. Saya berharap suatu hari nanti, bisa ke Bantaeng lagi, menikmati pemandangan yang indah bersama Pak Kusir dan kudanya yang selalu ceria.


Aamiin :D

Comments

Popular posts from this blog

Teh Botak dan Kepindahannya

BAB di Kampus

Akhi Wa Ukhti