Selamat Hari Raya Idul Fitri!

Ciyeee… sebentar lagi mau puasa, eh lebaran maksudnya hehehehe.

Kalau sudah di penghujung bulan puasa gini, saya jadi ingat waktu hari pertama puasa dan hari-hari setelahnya.

Sudah di penghujung bulan puasa? Iyaa.. tidak terasa, hampir satu bulan lamanya berpuasa. Menahan hawa nafsu dan segala godaan yang bisa datang kapan saja dan di mana saja. Satu bulan lamanya, tidak makan selama lebih dari 12 jam dan syukur Alhamdulillah, saya masih hidup :D.

Besok insya Allah kita meraih kemenangan. Yeaaaahh… -__- tapi sedih juga L

Puasa!

Hari pertama saya berpuasa di Jeneponto. Kampung halaman yang selalu identik dengan kuda, lahan yang tandus dan gersang. Ya.. walaupun gersang dan tandus, tapi hatiku tidak akan pernah gersang. Aamiin. Saya hanya numpang sahur dan kentut di Jeneponto, lalu berangkat ke Makassar beberapa saat setelah sholat Subuh. Makanya saat sahur pertama, saya makan sambil ngeluarin gas beracun ke mana-mana.

Hari pertama selalu menjadi hari di mana orang-orang yang aktif di socmed akan curhat ke mana-mana. Dan para pembaca akan ikut koment, pengin nunjukin kalau dia adalah orang yang baik, bukan penjahat.

Burung : Aduuuuh, sakitnya perutku.
Dara     : Sakit?
Burung : Iya, bego. Tadi saya sudah bilang kalo perutku sakit.
Dara     : Iya buntu, itu karena kamu lagi berpuasa. Perutmu masih belum terbiasa.
Burung : Iya, perutku masih belum terbiasa. Lagi dapat tamu, menscret. Kan perempuan?
Dara     : -__-…

Perut masih belum terbiasa adalah masalah pertama saat berpuasa. Masalah lainnya, bau mulut.


Hari itu bersama keenam sepupuku, saya jalan ke mall. Bukan saya yang temani mereka jalan-jalan, tapi sebaliknya. Di tengah perjalanan kami terpisah. Dua sepupu perempuan pergi mencari baju. Dua sepupu laki-laki pergi mencari celana. Sementara saya dan Zafran, pergi mengintip baju dan celana dalam orang lain yang sedang jalan dengan pacarnya. Hehehehe… bukan-bukan. Saya dan Zafran, sepupuku yang selalu tabah, jalan-jalan mengitari mall.

Awalnya semua terasa normal. Tapi beberapa saat setelah kami berpencar dengan sepupu-sepupu yang lain, saya  merasa ada tangan yang melingkari leherku dari arah belakang. Pas saya balik, ternyata itu tangan Zafran. Saya membuang tangannya, lalu dia marah. Saat itu kami terlihat idiot sekaligus homo. Di mall bertengkar hanya karena saya membuang tangannya. Orang-orang yang melihat kami merasa jijik. Ada yang mengernyitkan muka dan ada pula yang langsung hamil tiba-tiba melihat adegan kami. 

Selama jalan dengan Zafran, saya agak risih dengan tangannya yang kerap kali menggandeng tanganku. Ini benar-benar kelihatan homo. Karena risih, saya langsung menghembuskan nafas ke wajahnya. Nafas alami dari lubang mulut yang begitu bau. Bau bangkai.

Sejak saya menghembuskan nafas ke wajah Zafran. Dia akhirnya melepas tangannya. Tapi, saya kagum dengannya. Karena sudah puluhan kali saya melakukan hal yang sama, tetapi dia tidak pernah marah. Dia hanya bilang, ‘Lebih baik kau minum susu kambing, dasar Kambing!’ seru Zafran sambil mengelus perutnya yang tiba-tiba hamil setelah memegang tanganku.


Hari-hari terakhir, sebelum hari raya ied. Banyak yang sms dan nelpon ke saya. Rata-rata isinya permohonanan maaf semua, ‘Maaf yah teman-teman… kalau selama ini saya banyak salah. Sebelum hari itu tiba, saya mau minta maaf sekeluarga.’

Saya menjawab dan membalas, ‘Iya… semoga kamu tenang di sana bersama keluargamu. Semoga amal ibadahmu diterima oleh Yang Maha Kuasa.’ Setelah mengirim sms itu, saya selalu berharap. Berharap saat pulang ke Kendari nanti, kepalaku masih utuh.

Tahun ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, di mana saya puasa dan lebaran di Kendari, Sulawesi Tenggara. Sekarang saya lebaran di Makassar bersama keluarga besar dari Bapak saya. Jauh dari teman-teman dan tidak bisa jalan-jalan ke rumah mereka saat hari lebaran nanti. Padahal tahun-tahun kemarin, saya biasa datang ke rumah mereka. Biasa… mau habiskan kue.

Walaupun tahun ini agak berbeda dengan tahun kemarin karena sekarang saya di Makassar. Tetapi masih ada yang sama dari tahun-tahun sebelumnya. Di malam takbiran, saya hanya duduk dan baring di dalam kamar, lalu tidur. Tidak ada yang berubah dari kebiasaan ini. Sibuk dengan urusan di dunia lain.

Last. Malam ini adalah malam terakhir di bulan suci ramadhan. Besok 1 Syawal. Selamat meraih kemenangan di esok hari. Saya minta maaf kalau selama ini punya salah, ya.. walaupun saya tidak tahu salah apa, yang jelas banyak. Semoga tahun depan bisa lebih baik lagi dari tahun ini. Semoga bisa bertemu lagi dengan bulan yang penuh berkah ini.

‘Minal aidin wal faidzin, mohon maaf ada yang bisa dibanting?’

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 H :D J

Comments

Popular posts from this blog

Teh Botak dan Kepindahannya

Akhi Wa Ukhti

BAB di Kampus