Celana Bolong

Selepas sholat isya, kakiku dengan mantap berangkat ke rumah Ibu guru Al-Qur'an Hadis untuk menyetor hafalan surat delisa. Hafalan surah-surah yang ada di juz 30 maksudnya. Dan malam ini, saya hanya menyetor satu surah, al-Buruj. Awalnya baik-baik saja, saya berangkat dengan niat baik, semoga diberi kelancaran saat akan menghafal nantinya. Tak ada rasa aneh pun saat akan berangkat dan tiba di rumah Bu guru. 

Sesampainya di sana, ternyata ada teman dari kelas X IPA 3, nah salah satu di antara mereka, Fitrah lumayan akrablah denganku karena pacarnya adalah teman dekat saya. Dan ku harap dia baik-baik saja malam ini setelah diantar pulang Roby. Bu guru pun mempersilakan saya untuk menghafal, saat itu ada rasa gugup yang ku rasa entah dari mana datangnya. Mungkin karena saya belum terlalu lancar menghafalnya namun tetap ku coba. Dan hasilnya, alhamdulillah baik juga, lumayan.
 
Setelah menghafal, eh ternyata Roby datang untuk menyetor hafalan juga. Dan Roby pun menyelesaikan tugas hafalan 30 juz itu tadi, tugas yang telah diberikan kepada kami beberapa minggu lalu. Di saat Bu guru sedang asik bercerita dengan ketiga siswinya, termasuk Fitrah. Saya yang duduk di dekat Bu guru merasa aneh. Tak tahu juga mengapa baru saat itu terasa ada yang aneh. Dan... saat saya memutuskan untuk melihat celanaku. Ada celana lain yang ku temukan, celana yang dipakai untuk bagian dalam. Yap, celana dalam. Oh no no no no.... saya kembali melihat Roby, Fitrah dan teman-temannya, juga Bu guru. Ku harap mereka tak menyadari dan segera mungkin saya pergi ke tempat yang jauh dari mereka. Ahhhh... sayang seribu sayang, nampaknya sudah ada yang tahu sejak tadi. Fitrah, yang duduk di depanku. Mungkinlah dia sudah menyadari celanaku yang bolong ini.

Sejak ku berdiri dari tempat duduk dan pergi untuk mengambil jaket untuk menutupi bagian celanaku yang bolong. Mereka tertawa... yaaahhh mau bagaimana lagi. 
"Maaf Bu saya tidak tahu kalau dari tadi celana yang saya pakai bolong."
"Memangnya tidak kamu rasakan kah nak waktu bawa motor?"
"Tidak Bu."

No no no no no... ku harap Fitrah tak melihatnya.
"Fitrah, kita lihat?"
"............"

Haaa... dia hanya terdiam dan terus tertawa. 
Ku harap dia melupakan apa yang dia lihat setelah diantar pulang oleh Roby. 
Namun, alhamdulillah karena celana kainku bolong dan diketahui Bu guru dan suaminya. Mereka pun memberikan celana yang cocok dengan saya, kata mereka sebagai kenangan-kenangan untukku.


Comments

Popular posts from this blog

Teh Botak dan Kepindahannya

BAB di Kampus

Akhi Wa Ukhti