Bertemu dengan Mereka!!!

Kemarin sore saya jalan-jalan ke pasar bersama Om, mau beli pakaian bekas ^^. Dia tidak masuk ke kantor, makanya dia mau menemani saya mencari kemeja. Berbekal uang Rp 100.000 kami berangkat dengan cukup keyakinan kalo kami tidak bisa membeli kemeja dan celana hitam. Yah... mau bagaimana lagi.

Catatan : Kalo di Kendari, pakaian-pakaian bekas disebut, 'Rombengan (RB)', di Makassar disebut, 'Cap karung (Cakar)', sedangkan di Jawa seperti di Jogja disebut 'Awul-awul'.

Tiba di pasar RB.

Kami menelusuri jalan-jalan dan melihat berbagai barang bekas. Ada baju, celana, tas, sepatu, bahkan pakaian dalam seperti BH dan kawan-kawannya juga ada, mereka tergantung dengan indah dan rapi. Karena asyik melihat pemandangan RB yang menggantung indah, saya sampe lupa kalo Om saya sudah memasuki salah satu toko baju. Saya hampir saja kelewatan. Lalu saya bergegas masuk ke toko itu.

Di dalam saya melihat para pengunjung toko yang juga mau membeli kemeja. Saya bisa liat kalo rata-rata umur mereka itu 40-an. Mungkin karena baju putih dan kemeja-kemeja tempo doloe ada di toko itu. Tapi, tidak semuanya sih. Karena waktu saya masuk lebih dalam lagi, saya melihat banyak baju kemeja yang bagus-bagus motif dan warnanya. Selain kemeja, ada juga baju bermonyet. Yah... walaupun sudah kentara lusuh dan tua. Tapi tetap bagus dan masih lumayan untuk dipake. Kota Kendari juga terkenal sebagai pemasok pakaian RB atau awul-awul.

Di dalam toko itu sangat panas sampe-sampe Om saya melepas celana dan bajunya lalu mencari udara segar. Orang-orang yang lewat merasa terganggu, tapi ada juga yang senyam-senyum dan Om saya ikut membalas sambil mengibas-ibas wajahnya yang bercucuran keringat. Orang yang senyum ke Om saya masih saja melihat kami, waktu itu saya sadar ternyata dia adalah orang yang kurang waras.

'Hee.. orang gila ya.' kata Om saya. 'Saya sudah balas senyumnya juga.'
'Hahaha... orang gila saling membalas senyum.' kata saya.
Dia lalu melihat ke saya dan saya hanya tersenyum takut, 'Saya main-main kok hehehe...'

Kami cukup lama di dalam toko karena gonta-ganti baju. Tapi saya bersyukur karena bisa dapat baju kemeja empat dengan uang yang sudah dikasih sama Ibu saya. Untungnya..., hanya yah tetap saja rencana beli celana hitam harus ditunda dulu.

Setelah saya menyerahkan uang ke pemilik toko dan dia juga memberikan saya kantong yang berisi kemeja. Om saya lalu pergi, tapi dia sudah pake baju dan celananya lagi kok. Kami pindah ke toko tempat lain. Om saya mencoba baju-baju yang dianggapnya keren dan cocok,  tetapi untuk dirinya sendiri -_-. Saya berdiri dan meliat-liat baju serta celana panjang di depan toko itu. Sayang..., panjangnya kelewatan. Jadi bingung mau pilih yang mana, semuanya pada besar dan tidak ada yang kecil.

Di depan toko tempat Om saya nyari baju, saya melihat ada tiga laki-laki. Yap... tiga laki-laki itu gagah dengan otot-otot yang kekar kayak Agung Hercules dan Ade Ray. Waktu liat mereka saya jadi ingin melihat lebih dekat bagaimana besarnya otot mereka. Tapi... ada yang aneh, saya bingung dan mulai deg-degan. Ternyata mereka memakai gincu dengan warna yang sama. Merah muda. Saya mau lari.

Karena mereka, saya perlahan-lahan mendekat ke arah Om saya. Suara trio macan itu semakin mendekat ke arah toko baju tempat saya berdiri. Untungnya mereka berhenti di tempat saya membeli kemeja sebelumnya. Mereka saling berbicara dengan suara mendesah dan saling hina.  Yah... warna kulit mereka putih, saya bisa tau karena mereka semua memake celana yang pendeknya sampe paha. Bagian paha memang putih dan bersih, tapi di bagian betis sudah lain. Ada banyak rambut keriting dan panjang-panjang menggantung. Selain di betis, bagian dada mereka juga ada rambut keriting yang mencoba ngintip. Kalo saya liat, rambut keriting itu seakan memanggil, 'Halo... anak kecil, sini sama Papa... datanglah biar Papa peluk.' Rambut itu lalu goyang dumang karena banci-banci yang ada di depanku kegirangan dapat tas RB dengan harga murah. Ueekk... saya mau muntah.

Om saya yang masih mencari kemeja tiba-tiba menawarkan saya pekerjaan baru.

'Kau mau jadi seperti mereka?' tanya Om saya sambil tertawa kecil.
'Yah... tidaklah. Saya mau jadi laki-laki.'
'Hahaha... kau jadi saja pacarnya mereka! Daripada jomblo terus karena tidak ada yang mau sama kau. Lebih baik pacaran dengan mereka. Pilih salah satunya.' rayu Om saya.
'Memangnya acara take HIM OUT?.' kata saya. 
Lalu trio macan itu berjalan ke arah toko tempat kami berdiri juga. Saya langsung masuk ke dalam karena tiba-tiba ada hawa aneh yang membuatku takut untuk dicolek lagi sama mereka. Saya masih trauma.
Tapi, saya merasa beruntung kemarin karena mereka tidak jadi masuk ke toko tempat saya berdiri. Mungkin karena melihat Om saya yang sibuk memilih kemeja. Mereka pun lalu pergi ke toko lain. Saya selamat...

Pertemuan itu membuat saya ingat dengan hubungan adik-kakak antara saya dan 'Dia' di MTs/SMP dulu.


Comments

Popular posts from this blog

Teh Botak dan Kepindahannya

BAB di Kampus

Akhi Wa Ukhti