Kepompong Putih Abu-abu



Setelah acara ramah tamah kelas XII dan pengumuman kelulusan, banyak dari teman-teman yang sudah pulang kampung dan pergi ke tempat lain. Tapi masih ada juga yang tetap ke sekolah buat ngurus rapor, SKHU, dan lain-lain. Seperti saya yang harus ke sekolah tiap hari buat mencari informasi, kapan SKHUS/SKL keluar? Rapor diberikan? Dan data-data sekolah yang diperlukan saat verifikasi data di perguruan tinggi, tempatku melanjutkan kuliah nanti.

Saya akan meninggalkan kota ini beberapa minggu lagi. Yah insya Allah akan balik lagi kalo ada waktu luang dan hari-hari libur. Tapi, bukan berarti saya akan pulang karena ada dua hari libur berturut-turut.

Tiap kali ke sekolah, saya masih bisa melihat teman-temanku yang masih memakai seragam putih abu-abu. Mereka yang kelas XI dan X. Ada yang memakai rok, celana, sampai kolor yang warnanya putih abu-abu. Eee.. bukan berarti saya suka liat kolornya orang sampe tau warnanya. Hanya nebak saja kok. Ee... bukan juga karena saya suka liat orang pake kaca mata canggih sampe bisa nebak. Hanya terbayang saja.

Putih abu-abu. Saya nggak nyangka, seragam putih abu-abu yang dulunya kedodoran, sekarang terasa masih longgar. Saya hanya bisa melihat seragam putih abu-abu yang sekarang tinggal menjadi kenangan. Ia tersimpan rapi di lemariku yang baunya kayak ada mayat hidup di sana. Ia akan tetap tersimpan rapi di memoriku, meskipun rada-rada korslet.

'Putih abu-abu'.

Awalnya saya bingung dengan makna, 'Abu-abu' itu. Tapi setelah saya nanya ke teman yang saya anggap sebagai salah satu sosok inspirasi waktu masih kelas X dulu. Saya jadi tau, kenapa namanya 'Putih abu-abu'. Kata dia, karena kalo di SMP pake seragam putih biru : baju putih dan celana biru. Sedangkan di SMA : baju putih dan celana abu-abu.

'Maka dari itu namanya putih abu-abu Fuad. Biar keren dan inovatif, tidak bosan orang liat dan juga bisa membedakan mana yang SMP, mana yang SMA.' kata temanku dengan penuh semangat sampe rambut dan matanya kebakar api.

Saya nggak tau, dia dapat ide dari mana. Mungkin saat jamban. Kata-katanya selalu inspiratif dan bermakna. Sama seperti dia menjelaskan makna putih abu-abu ke saya.

Kalo mengingat masa-masa SMA, kayak lagi ingat kejadian kemarin yang baru saja terjadi.

Ada masa di mana kita mengikuti MOS/OMPS. Kakak-kakak kelas kita mencoba memberikan sebuah pengalaman baru kepada kita. Diharuskan datang sebelum ayam berkokok, membawa bekal, memakai seragam yang tas dan tempat minumnya dari kardus, menggunakan papan nama dari kardus juga sebagai identitas dengan berbagai macam permen tergantung lalu kita memakainya di leher, dan masih banyak hal-hal konyol lainnya.

Setelah masa-masa MOS/OMPS, kita kemudian punya kelas masing-masing. Kita mendapatkan sesuatu yang baru, mulai dari teman, suasana baru, seragam baru, semuanya serba BAU. Kita juga mengenal yang namanya, 'Cinta', mengenal yang namanya, 'Monyet'. Sampai keduanya pacaran dan mungkin kalo punya anak, nanti nama belakang jadinya kayak gini, 'Simon Cimon (Cinta monyet)'    -_-

Selain belajar di kelas, kita juga mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi. Hal itu yang paling saya suka waktu masih kelas X. Kita diajar bagaimana cara menghargai makanan, orang yang ada di sekitar kita, teman, dan kebersamaan. Kata senior saya dulu, kita harus mengutamakan 'Kebersamaan', jangan pelit, berbagilah. Jadi, saya mencoba menerapkan prinsip itu... selama beberapa kali. Contohnya, waktu teman saya sudah berhasil mendapatkan gebetannya, dia mencoba menyemangati saya.

"Semangat kau Fuad, jangan menyerah. Ingat, 'Kebersamaan, jangan pelit.... berbagilah'. Saya ada kalo kamu butuh bantuan." menepuk bahuku.
"Serius...? Kalo begitu, saya juga bisa ajak jalan pacarmu kan?" kata saya

Dia tersenyum dengan tatapan aneh, lalu saya bonyok. Karena prinsip itu, saya jadi bonyok, sampe BUSUK lagi. Tapi kami tetap berteman.
Kerjakan bersama-sama jika itu diperlukan dalam mencapai tujuan, tapi bukan berarti saat mengerjakan ujian atau ulangan semester kita harus menerapkan prinsip itu ^^. Jangan lakukan hal yang sama seperti saya yang bonyok karena salah paham.
Iklan rokok selalu menarik untuk diliat, ada sesuatu yang keren dari iklan rokok. Kata-katanya kreatif. Salah satunya tentang, 'Bersama belum tentu sama'.

Di masa putih abu-abu, ada saat di mana teman-teman kita berantem dan kita coba melerainya. Tapi bukannya menjadi pahlawan malah jadi penjahat, bukannya berhenti malah kita yang kena sasaran sampe bonyok dan busuk. Iya.. sampe BUSUK kita ditonjok -_- diliat dengan tatapan tajam setajam silet kalo kitalah penjahat sebenarnya (pengganggu).

Apalagi cewek yang berantem, tidak hanya kaki dan tangan yang main seperti narik-narik rambut atau jilbab dengan muka mirip serigala, 'Auuuu... mau apa kau sama saya? Auuu... mau pamer gigikah?' sambil mengernyitkan muka dan pamer gigi gingsu. Kalo seperti itu, saya kayak lagi liat sinetron laga, 'Cantik-cantik Serigala'. Sayang judul sinetronnya berubah jadi, 'Jelek-jelek serigala'. Kalo kita coba melerai, bukannya masalah selesai, tapi jadi nambah. Kita ditatap seperti pengganggu, penjahat. Tangan mereka yang tadinya ada di rambut atau jilbab lawan mereka beralih ke diri kita sendiri. Selain itu, kata-kata mereka yang cukup pedas. Bukannya saya tidak tahan dengan hinaan, tapi kasian... muka yang kotor, karena 'Si jigong' bisa saja jatuh tanpa disadari -_-.

Alhamdulillah, teman kelas SMA saya rata-rata perempuan dan wanita. Kata James, kalo mereka : perempuan, cewek, dan wanitu itu berbeda. Kalau pun sama, mungkin hanya terletak pada jenis kelamin. Saya masih tidak mengerti dengan ucapannya dari dulu sampe sekarang. Dia hanya bilang kalo rata-rata teman kelas saya, perempuan dan wanita.

Dalam rumah tangga kita mengenal istilah KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga). Eits... bukan saya mau nyuruh langsung ke ITB (Ikatan Tenda Biru : Nikah)^^. Nah di SMA kita mungkin mengenal KDKM. Dulu waktu kelas XI, saya pernah diseret ke suatu tempat oleh kakak kelas saya hanya salah paham... lagi.
Hari itu, saya dari koperasi dan mau masuk ke kelas, saya langsung disergap oleh Densus 22. Tangan dia kecil tapi berotot, saya hampir jadi Supar-man yang terbang karena diangkat.

'Kak, apa salah saya?' keringat bercucuran.
'Tidak usah banyak tanya.' dia melihat dengan tatapan cinta.
'Maaf Kak, kalo bisa ngomongnya di tempat lain. Masa di sini?' melihat tempat saya ditahan.
Dia tidak menjawab, malah nambah marah. Lalu saat saya mau dipukul saya ngomong karena sudah tidak tahan dengan bau aneh.
'Maaf...kak. Tapi WC-nya ada anunya.' menunjuk arah WC.
'Anu apa?' Dia membentak.
'Itu!'

Dia akhirnya melihat anu itu juga. Bulan yang berwarna cerah, menyilaukan pandangan kami. Dia pun melepaskan tangannya dari baju putihku yang sudah kotor dan kami berdua muntah di dalam kamar mandi. Mau nyiram tapi timbanya tidak ada. Selain itu, bagaimana mau nyiram kalo air di bak juga tidak ada, biar sedikit. Kami membuka pintu secepat mungkin dan lari. Itulah 'Kemesraan Dalam Kamar Mandi (KDKM)'.

Cleaning service sekolah lalu membersihkan kamar mandi itu dengan sabar. Saya salut sekaligus malu. Hari itu saya dapat pelajaran melalui Ibu cleaning service.

Kita juga mungkin menemukan sahabat kita di masa putih abu-abu. Dulu hanya berteman, lalu naik tingkat menjadi sahabat. Kadang-kadang kita bertemu dengan seseorang yang nantinya jadi sahabat kita, tapi kesan di pertemuan pertama tidak terlalu menarik. Yah... begitulah, namun seiring berjalannya waktu kita mulai merasa nyaman dan bisa mempercayainya. Orang yang pandai bersahabat adalah orang yang mampu mempercayakan kepada siapa dia menyimpan rahasia hatinya.

Waktu masih berteman kita pernah bertengkar, berbeda pendapat, berjauh-jauhan dengan tidak saling bertegur sapa. Karena salah paham. Lama-kelamaan kita merasa sepi tanpa dia, sosok sahabat. Tanpa kita sadari, dia adalah sahabat kita yang ada saat kita membutuhkan. Walaupun sering berselisih namun semuanya akan kembali lagi. Yap kembali lagi.

Beberapa hari yang lalu saat saya mau berangkat ke sekolah buat ngurus SKL, saya membuka lemari pakaianku. Mencari kemeja yang cocok buat dipake jalan-jalan. Lalu saya melihat seragam putih abu-abu yang tergantung rapi dan mengingatkan akan masa-masa SMA lagi. Banyak cerita di masa putih abu-abu. Labil, menyenangkan, seru dan luar binasa.

Lagu 'Kepompong' milik Sindentosca memang keren dan unik. Ada lirik lagu yang menggambarkan persahabatan itu kayak kepompong. Menurut personilnya begitu.

Sesuatu yang berbeda. Dari yang biasa menjadi luar biasa. Mau persahaban antara sesama jenis maupun berbeda, tetap sama. Semuanya berakhir dengan indah, sama seperti dengan kepompong. Awalnya hanya sebuah ulat, kepompong, lalu perlahan berubah menjadi seekor kupu-kupu yang cantik dan indah. Di dalam perjalanannya selalu ada rintangan yang menghadang, tetapi hal itulah yang membuat seekor kupu-kupu mandiri, tumbuh dengan kuat, dan indah.

Persahabatan juga seperti itu, kadang-kadang kita saling berantem dan marah-marahan. Salah paham, salah kira, salah mencret, salah-salah, macam-macam. Tapi ada rasa 'Rindu' yang datang seketika saat kita berjauhan. Kata guru saya, sahabat itu sejati seperti pohon jati yang tegak berdiri dan lurus. Tidak akan pernah goyah.

Banyak yang mengatakan juga kalo persahabatan itu seperti anak bayi yang ngompol. Orang-orang yang melihatnya tertawa. Tapi, hanya kita yang bisa merasakannya.

Saat melihat hasil pengumuman kelulusan di aula, semuanya merasa bahagia. Saya bisa melihat teman-teman yang bersujud syukur dan berpelukan. Ada tawa, tetesan air mata bahagia sekaligus haru. Ada ucapan selamat tinggal dan terima kasih kepada guru-guru. Ada mereka, teman-teman yang menerima suaraku yang parau, menyambut tanganku yang lemah, merangkulku dengan senyuman yang tulus. Ada air mata yang jatuh seketika.

Setelah hari itu, banyak yang berpencar. Pergi ke suatu tempat yang baru dengan suasana yang baru dan teman baru. Saya berpikir bahwa saya dan yang lainnya akan berpisah. Lalu saya sadar, jika itu sahabat, meskipun jauh. Mereka tetap di sini...

Comments

Popular posts from this blog

Teh Botak dan Kepindahannya

BAB di Kampus

Akhi Wa Ukhti