Ujian Praktik Fiqhi
Hari ini saya dan teman-teman ujian praktik fiqhi. Meskipun sebelumnya
pernah mempraktikannya saat OMPS (Orientasi Madrasah dan Pengenalan Studi)
waktu masih di bilik 2. Tapi hari ini beda, dan menurutku hari ini adalah hari yang
bersejarah bagi diri saya.
Minggu ini khusus ujian
praktik. Yah ada banyak ujiannya... mulai dari kimia, fisika, dakwah, seni
budaya, tik, penjas orkes, biologi, fiqhi, bahasa arab, bahasa indonesia,
bahasa inggris, sampe ujian akhirat. Dan hari ini kelasku dapat giliran untuk
ujian praktik fiqhi. Ujiannya praktik jenazah... mulai dari memandikan jenazah,
mengafani, menyolatkan, dan menguburkan. Sebelum kami praktik, Pak guru
menjelaskan secara singkat mengenai
praktik hari ini dan lumayan panjang x lebar. Di akhir penjelasan Pak guru
menunjukku sebagai mayat.... -_-. Yah saya sadar diri sih, karena di antara
teman-teman yang lain hanya saya yang paling kecil tapi untuk laki-laki kok
.
Muazar :
Pak guru sudah tau kalo yang cocok jadi mayat hanya Fuad, padahal belum kita
kasi tau...
Ilyas
: Karena dia yang kecil diantara kita, jadi nanti tidak terlalu berat
angkatnya nanti.
Me
: -_- oh no...
Saat dipercaya untuk menjadi mayat, jantungku
berdetak kencang, rasanya kayak lagi perang. -_- yah mau bagaimana lagi.... PASRAH,
tapi mungkin itulah yang terbaik. Mungkin akan lebih parah kalo teman saya yang
besar ditunjuk sebagai mayat nantinya, habislah riwayat hidupku. Parahnya saat
mau dimandikan, saya disuruh buka baju sampe dada yang tipis dan penuh dosa ini
keliatan. Untungnya sih tidak sampe buka celana, kan kasian Bambang (yang
dibawah) kalo keliatan. Nah... kadang kala ada waktu di mana perut tidak bisa
berkompromi dengan kita lagi, yaitu saat lapar tingkat dewa. Perut Ilyas teman saya merengek karena cacing yang ada di
perutnya sudah tidak makan selama 3 hari. Saya tertawa saat mendengar ratapan
perut Ilyas yang berkali-kali bunyi...
Saya tertawa sampe kain kafan yang menutup badanku goyang dumang. Setelah
mandi, dikafani... saat yang paling menegangkan. Badan yang kurus dan dada yang
datar penuh dosa pun ditutupi dengan kain kafan. Setelah badan saya yang ditutupi,
selanjutnya telinga dan hidung yang ditutupi pake kapas. Nah ini bagian yang
greget.... sumpah rasanya kayak orang mati sungguhan. Haa... saking sesaknya
akhirnya kapas yang ada di hidungku saya hembuskan dan terbang melayang ke muka
Ilyas. Beberapa kali Ilyas menutup kembali hidung saya, beberapa kali pula saya
menghembuskan nafas saya karena tidak tahan.
Ilyas :
tahan dulu, beberapa menit saja
Roby : kau bernafas pake mulut!!!
Me : -_-
(coba kalian sendiri yang ngerasain)
-_- saya pun menuruti perintah Roby dengan
membuka mulut untuk bernafas. Tapi Ilyas.... marah.
Ilyas :
Hmm bukan kayak begitu juga, buka mulut terlalu lebar -_-
Roby : Buka sedikit saja Fuaaaaad!!!
Me : T_T
Setelah muka saya ditutupi dengan kain kafan
akhirnya saya bisa bernafas lega lagi meski hanya kain putih yang saya liat. Di
luar sana... Roby, Ilyas, dan Kivly tampak ceria melihat temannya tersiksa
begini. Mereka pake foto-foto segala sambil pamer gigi lagi... -_-. Tapi,
alhamdulillah juga sih karena mereka mau berfoto dengan mayat hidup, kain kafan
yang menutupi mukaku dibuka agar bisa berfoto dengan pak guru.
Terakhir saya diangkat sama teman-teman ke tempat
di mana nantinya akan dikuburkan -_-..... untungnya tidak sampe dikubur
hidup-hidup.
Alhamdulillah bisa merasakan bagaimana jadi
mayat, yah walau agak gugup dan takut awalnya tapi pas dijalanin asik juga.
T_T
Comments
Post a Comment