Hikmah Apa yang Kamu Petik Hari ini?

Bismillah.

Pernah merasa tidak produktif dan tidak fokus dalam seharian? Pernah tidak merasa bersalah karena tidak menepati janji dan membuat orang-orang kecewa dengan diri kita? Pernah tidak merenungi apa yang terjadi dengan diri sendiri pada hari itu?


Hari masih sore, aku memandangi sekeliling ruangan. Ada meja yang tersusun rapi. Ada tumpukan laporan yang menggunung. Ada suara ketikan dan beberapa lembar kertas yang keluar dari mesin cetak (printer). Ada orang-orang yang mondar-mandir, sibuk dengan urusannya masing-masing. 


Desain kantor di mana aku bekerja saat ini sangat unik. Jarang aku temui. Desain kantor berbentuk persegi panjang, seperti pada umumnya, namun hal menariknya terletak pada bahan bangunannya. Peti kemas atau kontainer menjadi sesuatu pembeda. Ketika kita berfoto di dalamnya, orang-orang akan mengira kita sedang berada di kapal. Mengarungi lautan bersama awak kapal yang dipimpin oleh seorang nahkoda.


Hari itu aku merasa melakukan banyak kesalahan. Tidak fokus dan lupa. Lalu aku teringat dengan kisah Imam Syafi’i yang mengadukan pada gurunya Waki’ tentang jeleknya hafalan beliau. Beliau berkata, “Wahai guruku, aku tidak dapat mengulangi hafalanku dengan cepat. Apa sebabnya?” Gurunya, Waki’ lantas berkata, “Engkau pasti pernah melakukan suatu dosa. Cobalah engkau merenungkan kembali!”


Imam Syafi’i pun merenung, ia merenungkan keadaan dirinya, “Apa yah dosa yang kira-kira telah kuperbuat?” Beliau pun teringat bahwa pernah suatu saat beliau melihat seorang wanita tanpa sengaja yang sedang menaiki kendaraannya, lantas tersingkap pahanya[ada pula yang mengatakan: yang terlihat adalah mata kakinya. Lantas setelah itu beliau memalingkan wajahnya.

Apa hikmah yang bisa kita dapatkan dari kisah Imam Syafi’i ini?

Merenung. Imam Syafi’i merenungi dirinya dan bertanya-tanya, apa dosa yang beliau pernah lakukan. Dosa tersebut bisa jadi menjadi penghalang masuknya cahaya ilmu. Hal yang sama bisa terjadi pada kita semua termasuk diriku. Tidak fokus dan merasa tidak produktif dalam bekerja bisa disebabkan oleh dosa-dosa yang kita lakukan beberapa jam sebelumnya atau di hari-hari sebelumnya.

Sebuah artikel yang pernah aku baca sangat berhubungan dengan istighfar. Di artikel ini Cahaya Allah akan Jauh dari Pelaku Maksiat  aku belajar satu poin penting, yaitu beristighfar dapat menghapus dosa-dosa kita. Kita ingat atau tidak dosa yang pernah dilakukan, ketika sadar bahwa ada yang tidak beres dengan aktivitas kita sehari-hari, segera beristighfar.

Nasehat yang Masya Allah jadi pengingat untuk diri sendiri, Syaikh As Sa’di rahimahullah mengatakan mengenai Q.S Nuh ayat 10 - 12, “Tinggalkanlah dosa, beristighfarlah pada Allah atas dosa yang kalian perbuat. Sungguh Allah itu Maha Pengampun. Dosa yang begitu banyak akan dimaafkan oleh Allah. Maka hendaklah mereka segera memohon ampun pada Allah meraih pahala dan hilanglah musibah. Allah pun akan memberikan karunia yang disegerakan di dunia dengan istighfar tersebut yaitu akan diturunkan hujan dengan deras dari langit, juga akan dikarunia harta dan anak yang diharapkan. Begitu pula akan diberi karunia kebun dan sungai di antara kelezatan dunia.” (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 889).

“Kenapa Fuad?” tanya Kak Jiran. Kak Jiran adalah kakak bagiku. Di awal masuk, Kak Jiran mengajariku untuk teliti, rapi, dan fokus. Namun hari itu aku membuatnya kecewa, mendapat teguran langsung menjadi tanda bahwa dia masih peduli bahwa aku harus segera berbenah diri.

“Lagi merenung, kak.” jawabku singkat. 

“Kamu marah?”

“Tidak, aku hanya lagi merenung, kayaknya ada dosa yang aku lakukan sampai begini?” 

“Ih, kamu marah?” raut wajah Kak Jiran berubah, dia merasa tidak enak ketika menegurku sebelumnya. Tapi jujur, teguran itu penting buatku untuk belajar merenung.

“Tidak kak, aku hanya mau bilang. Saya sadar kalau saya tidak bisa multitasking, saya pelupa juga.”

“Hmm, jadi gini solusiny, nanti kalau kamu dikasih tugas-tugas, catat apa-apa yang harus dikerja di hari itu, biar tidak lupa.”

“Iya, kita harus paham diri sendiri. Kalau kita pelupa, catat apapun itu!” kata Kak Eka. Dia masuk ke ruanganku, meminta izin untuk shalat ashar.

Alhamdulillah, bersyukur ada orang-orang yang mengingatkan dan menginginkan kita berkembang dan menjadi lebih baik. Terima kasih untuk hari ini. Terima kasih untuk nasehat, sapaan, dan hikmah hari ini.

Kalau kamu sendiri, sudah merenung dan memetik hikmah apa hari ini?


Teman-teman bisa baca kisah lengkap Imam Syafi'i di sini:
https://rumaysho.com/2062-cahaya-allah-akan-jauh-dari-pelaku-maksiat.html



Comments

Popular posts from this blog

Teh Botak dan Kepindahannya

Akhi Wa Ukhti

BAB di Kampus