Prinsip 1/3 : Keberkahan dan Keseimbangan

Bismillah.

Di postingan sebelumnya aku menuliskan langkah pertama dalam belajar mengelola keuangan yaitu dengan bertanya terlebih dahulu ke diri sendiri. Tulisan lengkapnya bisa teman-teman baca di postingan ini 3 Pertanyaan Orang Kaya

Di awal tahun 2020 kemarin, saat masih di Makassar aku menekuni sebuah hobi baru, yaitu berkebun. Satu kesyukuran ketika aku menemukan komunitas pegiat berkebun yaitu @mksrberkebun di sana aku belajar dari nol tentang kenapa berkebun, bagaimana berkebun dan berteman dengan alam hingga memetik dan memakan hasil panen sendiri. Seru euy.


Ketika di kebun aku memfoto sayur dan bunga-bunga yang menyegarkan mata. Aku mempostingnya di media sosial dan kemudian temanku di Jakarta, Mba Nadya bertanya tentang pertanian dari sudut pandang Islam, “Pernah dengar Islamic Agriculture?” Aku tidak tahu sebelumnya tentang itu. Lalu Mba Nadya mengenalkanku sebuah komunitas @agriquran. Aku follow instagram dan belajar pertanian dari sudut pandang Islam. Masya Allah.


Salah satu postingan menarik yang aku sukai ialah tentang kisah petani sukses yang kemudian para sahabat-sahabat seperti Utsman Bin Affan dan Salman Al-Farisi mengikuti jejaknya. Kisah tersebut bisa dibaca di postingan ini Keberkahan . Masya Allah, petani sukses tersebut cerdas dan luar biasa dalam mengelola rezeki yang Allah SWT. titipkan padanya.


Aku teringat dengan perkataan Al-Qurthubi dalam tafsirnya, “Hendaklah seseorang menggunakan nikmat dunia yang Allah berikan untuk menggapai kehidupan akhirat yaitu surga. Karena seorang mukmin hendaklah memanfaatkan dunianya untuk hal yang bermanfaat bagi akhiratnya. Jadi ia bukan mencari dunia dalam rangka sombong dan angkuh.” Langkah kedua ada pada kisah si petani sukses.


Hujan (rezeki) yang turun di kebun si petani memberikan hikmah yang bisa kita petik bersama. Apa itu? Financial planning dengan prinsip 1/3, dia membagi hasil panennya menjadi 3 bagian, yaitu 1/3 untuk nafkah keluarganya, 1/3 untuk modal usaha (investasi) dan 1/3 untuk sedekah (berbagi kepada sesama). Dia memberikan nafkah ke keluarganya untuk memenuhi kewajiban. Dia juga menyisihkan sebagian untuk masa depannya agar usaha pertaniannya terus berjalan. Terakhir, si petani menjaga keberkahan hartanya dengan bersedekah. ⁣Ada keseimbangan dan keberkahan di dalamnya. Masya Allah prinsip 1/3 ini luar biasa indah.  


“Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira, mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan hujan itu bermacam-macam buah-buahan... ” (QS. Al-A’raf : 57)⁣

Jika ingin menjadi yang terbaik, ikuti prinsip dan pola orang sukses. Jadi, bagaimana financial planning teman-teman?


Note:

Aku masih belajar dan tulisan ini untuk diri sendiri dan teman-teman yang membacanya. Jika ada manfaat yang didapatkan dari tulisan ini. Yuk luaskan manfaat dengan menyebarkannya dan karena waktu adalah ibadah. Terima kasih sudah membaca semoga berkah apa yang dibaca hari ini.

Comments

Popular posts from this blog

Teh Botak dan Kepindahannya

BAB di Kampus

Akhi Wa Ukhti