Mulai dari yang Mana: Menabung vs Sedekah? (Part 2)

Aku teringat dengan temanku, namanya Zul. Dia pernah bilang, “Saya belajar menabung dari yang kecil, Fuad. Saya cari toples bening lalu saya isi setiap hari dengan uang yang saya dapat di dompetku. Sedikit banyaknya tidak masalah, yang penting terisi terus itu toples tabungan.” Aku yang mendengarnya hanya mengangguk dan tersenyum. Kagum dengan niat dan konsistensi Zul. 

“Satu toples untuk tabunganku tahun lalu sudah penuh, alhamdulillah. Saya belum buka-buka, insya Allah nantilah kalau pulang ke Makassar. Sekarang saya sudah isi toples kedua sebelum saya datang ke Kendari. Intinya uang berapa pun yang ada di dompet, saya isi” lanjut Zul bercerita penuh semangat. Sederhana, sedikit tapi konsisten. 


“Kalau ada rezeki lagi, traktir makan anak-anak. Teman, tetangga, atau orang lain yang membutuhkan. Saya termasuk orang yang percaya dengan sedekah makanan, Fuad. Sedekah makanan langsung dirasakan dan kalau orang yang memakan beribadah, insya Allah kita dapat pahala dari memberi makan itu.”


Apa poin penting yang aku petik dari cerita Zul? 

Pertama, Menabung dan sedekah adalah dua hal yang bisa berjalan beriringan. Menyisihkan sebagian untuk tabungan dan sebagian lainnya untuk disedekahkan. Tidak ragu, tapi sangat yakin akan janji Allah.


Kedua, intinya mulai dengan sesuatu yang mudah kita lakukan. Zul menyisihkan uang kecil yang dia lihat di dompetnya dan dia lakukan konsisten setiap harinya. Konsisten.


Ketiga, niatkan menabung untuk kebaikan. Kita niatkan dengan bersedekah bisa menghadirkan kebaikan lainnya di saat ini dan di kemudian hari.   


“Ala bisa karena biasa.”

Kata-kata di atas benar adanya. Ketika kita terbiasa melakukan sesuatu, insya Allah kita jadi lebih mahir dan paham cara menggunakannya. Kebiasaan menabung dan bersedekah setiap hari perlu kita lakukan. Mulainya dari mana? Mulailah dari yang kecil. Mulai dari tempat kita membaca tulisan ini. Mulailah dari sekarang. 


Yuk bangun kebiasaan menabung dan bersedekah setiap harinya! Mulai dari yang kecil dulu, insya Allah ke depan tambah jadi lebih banyak. Masih ingat dengan kisah petani sukses di tulisan sebelumnya? Semoga Allah SWT memberikan taufik dan kekuatan kepada kita untuk istiqomah dalam kebaikan, aamiin.

Note:
Eh sudah mau hari Jumat. Yuk baca Al-Kahfi

Comments

Popular posts from this blog

Teh Botak dan Kepindahannya

BAB di Kampus

Akhi Wa Ukhti